Minggu, 23 Februari 2014

Makalah Evolusi Populasi



MAKALAH BIOMEDIK DASAR
EVOLUSI POPULASI



KELOMPOK 6
1.         Tuti Yuniatun              (25010113120033)
2.         Lisanti                          (25010113120034)
3.         Berkat Br Nababan      (25010113120035)
4.         Deborah Simamora      (25010113120036)
5.         Nur Fitriah                   (25010113120037)
6.         Permai Jusnita Sihite   (25010113120038)

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro
2013

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya, sehingga  kamidapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Evolusi Populasi tepat pada waktunya. Penulisan makalah ini merupakan tugas yang diberikan dalam mata kuliah Biomedik Dasar di Universitas Diponegoro.
Kami merasa masih banyak kekuranganbaik dalam teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Oleh karena itu,kamimohon kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi penyempurnaan penulisan makalah ini.
Kami menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian makalah ini, khususnya kepada dosen yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Akhir kata, kami berharap semoga penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi kami maupun rekan-rekan, sehingga dapat menambah pengetahuan kita bersama.


Semarang, 12 November 2013


                        Tim Penulis                



DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………... i
Kata Pengantar…………………………………………………………………. ii
Daftar Isi………………………………………………………………………. iii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………... 1
1.1.Latar Belakang…………………………………………………………...… 1
1.2.Rumusan Masalah………………………………………………………….. 1
1.3.Tujuan Penulisan…………………………………………………………… 2
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………… 3
2.1. Pengertian Evolusi………………………………………………………… 3
2.2. Teori-teori Evolusi………………………………………………………… 4
2.3. Asal-usul Sel……………………………………………………………… 11
2.4. Evolusi Tumbuhan dan Hewan…………………………………………… 13
2.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Evolusi………………………………. 16
2.6. Petunjuk Evolusi………………………………………………………….. 20
2.7. Pandangan Baru tentang Evolusi…………………………………………. 22
2.8. Teori Asal-usul Kehidupan……………………………………………….. 24
BAB III PENUTUP…………………………………………………………… 30
3.1. Kesimpulan………………………………………………………………... 30
3.2. Saran………………………………………………………………………. 30
Daftar Pustaka………………………………………………………………….. 31

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Berbicara tentang salah satu kajian biologi yang paling mengundang rasa penasaran para sainstist adalah bidang evolusi. Karena evolusi merupakan salah satu kajian biologi yang menimbulkan teka-teki yang perlu diunggap, selain itu ada juga yang menyebutkan evolusi  merupakan teori dan adapula yang menyebutkan evolusi adalah fakta. Hal ini tentu sangat menarik untuk dikaji. Berbagai alasan oleh para ahli baik yang pro akan terjadinya evolusi maupun kontra akan terjadinya evolusi telah diungkapkan dalam bukunya masing-masing.Salah satu ahli yang sangat dikenal sebagai bapak evolusi adalah Carles Darwin dengan bukunya the origin species. Banyak ahli pula yang mendukung pendapat Darwin tentunya dengan penemuannya sendiri. 
Evolusi terjadi dilevel populasi.Populasi merupakan sekumpulan individu yang menempati habitat tertentu.Pada individu dalam populasi yang mengalami evolusi tentu disebabkan oleh beberapa faktor.Faktor tersebut diantaranya terjadi mutasi gen dalam populasi, sehingga menyebabkanfrekuensi gen dalam populasi mengalami perubahan. Hal ini sesuai dengan aturan atau asas dari Hardy Weinberg.
1.2. Rumusan Masalah
1.      Apa itu evolusi ?
2.      Apa saja teori-teori evolusi ?
3.      Bagaimankah asal-usul sel ?
4.      Apasaja macam-macam evolusi tumbuhan dan hewan?
5.      Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi evolusi ?
6.      Apa saja petunjuk dari evolusi?
7.      Bagaimana pandangan baru tentang evolusi?
8.      Bagaimana teori asal-usul kehidupan?

1.3. Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui dan memahami apa itu evolusi.
2.      Untuk mengetahui teori-teori evolusi.
3.      Untuk mengetahui bagaimana adanya asal-usul sel.
4.      Untuk mengetahui apa saja macam-macam evolusi tumbuhan dan hewan.
5.      Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi evolusi.
6.      Untuk mengetahui apa saja petunjuk dari evolusi tersebut.
7.      Untuk mengetahui pandangan baru tentang evolusi.
8.      Untuk mengetahui teori asal-usul kehidupan.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Evolusi
Evolusi (evolverre = membuka gulungan) adalah proses perubahan struktur makhluk hidup dari bentuk yang sederhana menjadi bentuk yang lebih kompleks dan berlangsung dari generasi ke generasi dalam jangka waktu yang sangat lama.
Pada teori evolusi berpendapat bahwa terjadi perubahan pada makluk hidup menyimpang dari struktur awal dalam jumlah yang banyak beraneka ragam dan kemudian menyebabkan terjadinya dua kemungkinan. Yang pertama adalah makhluk hidup yang berubah akan mampu bertahan dan tidak punah atau disebut juga dengan istilah evolusi progresif. Sedangkan kemungkinan atau opsi yang kedua adalah mahluk hidup yang berubah atau berevolusi tadi gagal bertahan hidup dan akhirnya punah atau disebut dengan evolusi regresif.
Berdasarkan ilmu sejarah, evolusi adalah perkembangan ekonomi, sosial dan politik tanpa adanya paksaan dari waktu ke waktu secara sedikit demi sedikit dan dalam jangka waktu yang lama.Menurut Ilmu IPA / Ilmu Pengetahuan Alam, evolusi adalah perkembangan makhluk hidup dari bentuk yang sederhana ke betuk yang lebih kompleks menuju kesempurnaan secara bertahap dan memakan waktu yang sangat lama.Contoh dari binatang atau hewan kera menjadi manusia, ikan menjadi reptil, dan lain sebagainya.
Jenis-Jenis dan Macam-Macam Evolusi di Alam :
1.      Evolusi Kosmik
Evolusi kosmik adalah evolusi yang terjadi pada lingkungan abiotik atau lingkungan tidak hidup / tak hidup.
2.      Evolusi Organik /Organis
Evolusi organik adalah evolusi yang terjadi pada lingkungan biotik pada mahluk hidup dari generasi ke generasi.
Evolusi (dalam kajian biologi) berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasiorganisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh gen yang diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup dan menjadi bervariasi dalam suatu populasi. Ketika organisme bereproduksi, keturunannya akan mempunyai sifat-sifat yang baru. Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan gen akibat mutasi ataupun transfer gen antar populasi dan antar spesies. Pada spesies yang bereproduksi secara seksual, kombinasi gen yang baru juga dihasilkan oleh rekombinasi genetika, yang dapat meningkatkan variasi antara organisme.Evolusi terjadi ketika perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau langka dalam suatu populasi.

2.2.   Teori –Teori Evolusi
a.    Teori Evolusi Sebelum Darwin.
Text Box: 4Sejarah munculnya teori-teori evolusi sebenarnya baru dimulai pada tahun 1859, dengan dipublikasikan buku On the Origin of Species, meskipun kebanyakan idea-idea Darwin kenyataannya telah ada sejak masa lampau.Kenyataan bahwa bahwa makhluk hidup beraneka ragam dan megalamimi perubahan sudah teramati sejak lama, namun hal ini tidak melahirkan konsep-konsep evolusi sebagaimana yang terjadi pada masa Darwin.
Parmenides menyatakan bahwa sesuatu yang terlihat adalah suatu ilusi. Berbeda dengan apa yang dikemukakan Parmenides, Heraclitus menyatakan bahwa dalam perjalanan hidupnya makhluk hidup selama mengalami proses yang tetap Teori ini dikenal dengan teori Fixise. Berasal dari kata ‘Fixed’., artinya ‘unchanging’ atau tetap, tidak berubah. Teori ini muncul satu atau dua abad sebelum teori Darwin. Pada masa itu tidak pernah dipersoalkan mengenai hubungan kekerabatan antar satu organisme dengan organisme lain. Semua kegiatan biologis dianggap tetap seperti apa adanya, tidak ada perubahan. Namun para Naturalis dan Philosohpy sering berspekulasi bahwa ada terjadi transfomasi spesies.Para ahli yang mempertanyakan kebenaran teori ‘Fixed’ misalnya: Maupertuis ilmuwan dari Prancis, kakek Charles Darwin yaitu Erasmus Darwin. Walaupun tidak ada pemikir-pemikir khusus yang mempersoalkan teori Fixed dengan penjelasan yang ilmiah bahwa spesies berubah, namun sebenarnya terdapat perhatian dan minat yang kuat berdasarkan kenyataan bahwa dapat saja satu spesies berubah menjadi spesies kedua.
Pada 250 tahun sebelum Masehi, Anaximander (Yunani) mengemukakan bahwa manusia berasal dari makhluk yang menyerupai ikan. Pernyataan Empedocles yang berbau evolusi namun janggal kedengarannya berbunyi bahwa manusia dan juga binatang lainnya berasal dari bagian-bagian kepala, badan, dan tangan yang terpisah-pisah, yang pada makhluk tertentu ketiganya tumbuh menjadi satu, sedangkan pada makhluk lain hanya kepala dan badan yang tumbuh seperti pada ikan. Artinya ada yang pertumbuhannya lengkap dan adapula yang tidak lengkap.
Text Box: 5Teori Autogenesis merupakan teori yang berkaitan dengan proses evolusi namun dorongan evolusinya beasal dari dalam menyatakan bahwa dorongan dari dalam itulah yang lebih menentukan sedangkan lingkungan tidak memberikan pengaruh. Selain itu dikenal pula paham finalisme dan telefinalisme yang mempunyai kemiripan dengan paham vitalisme. Paham finalisme lebih menitikberatkan pada tujuan akhir, bagaimana makhluk berevolusi sampai bentuk akhir sudah dinyatakankarena adanya kekuatan trasenden, namun apa yang dimaksudkan dengan kekuatan trasenden itu tidak disebutkan. Kaum finalis tidak dapat menjelaskan proses perubahan yang ditentukan oleh kekuatan tersebut. Pada kaum vitalis jelas bahwa kekuatan trasenden itu adalah kekuatan alam yang maha hebat.
Ada beberapa penganut paham lain yang mengelak terhadap adanya pengaturan atau tuntunan khusus seperti pada vitalisme Para penganut paham lain ini berpegang pada teori Orthogenesis, Nomogenesis, dan Aristogenesis yang menganggap bahwa makhluk hidup itu berubah secara evolutif dan penentu perubahan itu adalah germ plasma. Contoh: perkembangan bentuk dewasa manusia dinyatakan sudah ada sejak tingkat embrio; Warna, bentuk, letak dan bentuk putik, serta serbuk sari telah ada pada kuncup bunga. Perubahan pada kuncup menjadi bunga hanya memerlukan tenaga untuk mekarnya sang bunga. Ketiga teori ini mempunyai perbedaan yaitu: Orthogenesis menitikberatkan perkembangan makhluk hidup pada garis lurus artinya terjadi perkembangan yang semakin besar, semakin bervariasi, namun semuanya bertolak dari yang sudah ada. Nomogenesis menyatakan bahwa perkembangan hanya berlangsung sesuai dengan aturan tertentu.Untuk setiap makhluk ada aturan tertentu yang mengikat.Aristogenesis menyatakan bahwa perkembangan yang terjadi adalah perubahan menuju ke yang lebih baik.
Beberapa tokoh dan peristiwa yang mendukung dan dipandang dapat melahirkan teori evolusi antara lain Carolus Linnaeus (Swedia) yang disebut sebagai bapak Sistematik, telah berhasil memberi nama 4.235 spesies hewan dan 5.250 spesies tumbuhan menyatakan bahwa makhluk-makhluk hidup tersebut diciptakan dan tetap (konstan), serta tergolong makhluk pertama yang benar-benar ada. Charles Bonnet (ahli pengetahuan alam) percaya bahwa semua organisme, bahkan semua benda tak hidup mengalami proses pembentukan melalui rantai/tangga yang panjang dantek terputus, tak tersisipi. Rantai ini bermula dari mineral yang selanjutnya berkembang menjadi bentuk yang semakin kompleks seperti tumbuhan, invertebrata, ikan, burung, dsb.
Pada zaman sebelum abad 18 yaitu 3 abad sebelum Masehi, di Yunani berkembang suatu paham bahwa organisme membentuk suatu tangga yaitu tangga kehidupan atau tangga alam. Pada tangga kehidupan ini yang berada di dasar adalah organisme yang sederhana, selanjutnya organisme yang berada di atasnya adalah organisme yang lebih sempurna.Tetapi dalam hal ini tidak disinggung hubungan antara organisme yang berada pada masing-masing anak tangga, sehingga dapat dimengerti mengapa teori evolusi tidak lahir melalui paham ini.Dikemudian hari beberapa pengikut evolusi menerima pendapat tersebut dengan melihat pandangan yang semakin maju dan semakin kompleks.Linnaeus, meskipun percaya adanya penciptaan tetapi tetap beranggapan bahwa tangga kehidupan tersebut ada.
Pada abad 17, tangga kehidupan ini dibangkitkan kembali oleh Leibnitz yang mengemukakan adanya “Hukum Kesinambungan” dalam hal ini antara spesies yang satu dengan spesies lainnya ada spesies penyambungnya yang dikenal dengan spesies peralihan.Namun Leibnitz tidak berani mengemukakan adanya spesies peralihan antara manusia dan kera.Pemikiran tentang kesinambungan ini tidak juga melahirkan teori evolusi karena pandangan dan penerapannya hanya sepotong-sepotong.
Cuvier (Perancis) yang mempunyai pendapat yang sama dengan Linnaeus tentang penciptaan, mengemukakan bahwa pada dasarnya evolusi itu tidak pernah terjadi. Cuvier berpendapat bahwa segala sesuatu yang ada di bumi ini berasal dari proses penciptaan, spesies itu tetap dan tidak pernah berubah. Menurut Cuvier jika sekarang ini dijumpai beragam fosil pada lapisan tanah yang berbeda maka hal itu disebabkan terjadinya bencana alam.Bencana alam inilah yang melahirkan teori Catastrophisme.
Melalui teori ini Cuvier mengemukakan bahwa di bumi ini terjadi beberapa kali bencana alam yang besar.Akibat bencana ini dijumpai makhluk-makhluk yang mati dan memfosil.Fosil yang berbeda yang terletak pada strata yang berbeda adalah hasil dari suatu ciptaan baru.Lebih jauh tentang fosil yang terletak pada setiap strata oleh William Smith dikemukakan bahwa tiap strata mempunyai tipe fosil yang khas dan semakin ke bawah fosil yang dikandung semakin jauh berbeda dengan makhluk yang ada sekarang ini.
Berbeda dengan yang dikemukakan Cuvier, Charles Lyell dalam bukunya “Principle of Geology” mengemukakan bahwa terjadinya strata lapisan bumi yang mengandung fosil tidak karena terjadinya bencana alam, tetapi berlangsung sedikit demi sedikit seperti yang kita alami seperti sekarang ini., dengan menggunakan teori Uniformitarianisme, yaitu teori yang menyatakan bahwa bentuk dan struktur bumi disebabkan oleh kekuatan angin, air, dan panas yang bekerja sekarang ini identik dengan yang bekerja dan mempengaruhi bentuk dan struktur bumi di masa lalu.
b.   Teori Evolusi Masa Darwin
Pada tahun 1859, Charles Darwin menerbitkan bukunya dengan judul On the Origin of Species by Means of Natural Selection or the Preservation of Favoured Races in The Struggle for Life. Dalam bukunya ini ditekankan bahwa untuk dapat bertahan hidup agar tidak punah perlu adanya perjuangan untuk hidup.
Teori evolusi Darwin merupakan teori yang didasar atas fakta-fakta hasil observasi baik dari lingkungan sekitarnya maupun dari peristiwa alam yang sesunggguhnya. Sebelumnya pada tahun 1858 Yoseph Hoken menerbitkan bukunya yang berjudul On the Tendency of Species to Form Variation, and on the Perpetuation of Varieties and Species by Natural Mean of Sleection. Buku ini diterbitkan sebagai upaya menggabungkan pendapat Charles Darwin dan Alfred Wallace.
Gagasan Charles Darwin dan Alfred Wallace tentang evolusi ditandai dengan adanya tiga observasi dan dua kesimpulan, yaitu:
Observasi, bila tidak ada tekanan dari lingkungannya, makhluk hidup cenderung untuk memperbanyak diri seperti deret ukur. Dalam kondisi lapangan, meskipun anggota populasi sering berubah dalam jangka waktu yang panjang, besarnya populasi adalah tetap.Kesimpulannya tidak semua telur dan sperma dapat menjadi zigot.Tidak semua zigot menjadi dewasa.Tidak semua makhluk dewasa dapat bertahan dan mengadakan reproduksi.Untuk dapat bertahan perlu adanya perjuangan.
Observasi, tidak semua anggota suatu spesies adalah sama, dengan perkataan lain terjadi variasi dalam spesies. Kesimpulannya, dalam perjuangan untuk hidup, varian yang baik akan menikmati hasil kompetisi terhadap varian lain. Varian tersebut akan berkembang menjadi lebih banyak secara proporsional dan akan mempunyai keturunan secara proporsional pula.
Charles Darwin telah menyadari bahwa makhluk hidup tidak dapat lepas dari lingkungannya. Setelah menyelesaikan pendidikannya di Cambridge, dan melakukan perjalanan mengelilingi dunia dengan para ahli ilmu alam melalui ekspedisi H.M.S. Beagle (1832 – 1837) dan juga pada ekspedisi Beagle yang berikutnya (1837 – 1838) ke kepulauan Galapagos, Darwin mengalami masa-masa yang paling krusial dalam kehidupannya berkenaan dengan kenyataan yang terlihat di alam. Dalam ekspedisi ini yang dikerjakan oleh Darwin adalah mengoleksi burung-burung (burung Finch) yang terdapat atau hidup di kepulauan Galapagos. Kenyataan yang dilihat Darwin, bahwa terdapat variasi paruh burung Finch dari satu pulau dengan pulau yang lain di kepulauan Galapagos. Awalnya, Darwin menduga bahwa semua burung Finch yang terdapat di kepulauan Galapagos adalah satu spesies, tetapi kenyataannya setiap pulau memiliki spesies berbeda.Ia menduga bahwa burung-burung finch mengalami perubahan dari suatu nenek moyang yang sama. Dari kenyataan ini Darwin menerima idea yang menyatakan bahwa spesies dapat berubah.
Tahap berikutnya, ia mengemukakan teori yang dapat menjelaskan mengapa spesies berubah. Ia mencatat dalam buku catatannya bahwa ada waktu dimana organisme berjuang untuk tetap hidup (survive). Teorinya tidak hanya menjelaskan mengapa spesies berubah, tetapi juga mengapa mereka (burung finch) terbentuk berjuang untuk hidup. Perjuangan untuk hidup (struggle for existence), menghasilkan adaptasi ciri-ciri atau karakter terbaik yang dapat memunginkan organisme tersebut tetap survive kemudian menurunkan ciri-ciri tersebut ke-offspring dan secara otomatis meningkatkan frekuensi dari satu generasi ke generasi berikutnya. Sementara kenyataan lain menunjukkan bahwa lingkungan tidak pernah tetap, tetapi selalu berubah-ubah dari waktu ke waktu.
Gagasan evolusi yang dicetuskan oleh Charles Darwin diilhami oleh beberapa pendahulunya, antara lain (1) Erasmus, kakek Charles Darwin, (2) Thomas Robert Malthus, ahli ekonomi, (3) Charles Lyell, yang ahli geologi, (4) Jean Baptista Lamarck.
Darwin telah menghabiskan waktu sekitar 20 tahun untuk mengumpulkan data lapangan yang kemudian disusunnya dalam suatu deretan fakta yang sangat banyak. Fakta tersebut menunjukkan dengan jelas bahwa sesungguhnya evolusi terjadi di lingkungan makhluk hidup, dan atas dasar fakta tersebut Darwin menrumuskan wawasannya tentang seleksi alam, dengan mengemukakan 2 makna wawasan yaitu adanya evolusi organik dan evolusi organik terjadi karena peristiwa seleksi alam.

2.3.   Asal-Usul Sel
a.    Asal-usul sel prokariot
Makhluk hidup pertama merupakan hasil dari evolusi molekul anorganik. Agregat molekul yang dihasilkan secara abiotik adalah protobion. Protobion terdiri dari beberapa tipe, yaitu koaservat, mikrosfir, dan liposom. Protobion dianggap sebagai bahan dasar pembentuk sel purba atau disebut progenot. Progenot merupakan cikal bakal semua jenis sel yang ada sekarang. Progenot berkembang menjadi kelompok sel prokariot purba seberti Archaebacteria. Archaebacteria merupakan bakteri yang beradaptasi terhadap suhu sekitar 100°C, atau kadar garam yang tinggi, atau kadar asam yang tinggi. Archaebacteria bersifat anaerob, memiliki dinding sel yang tersusun dari berbagai jenis protein, mempunyai pigmen fotosintetik berupa bakteriorodopsin, dan mampu menghasilkan ATP sendiri. Kelompok sel yang lain, yaitu Eubacteria, merupakan bakteri yang hidup pada kondisi lingkungan yang tidak sedrartis kondisi tempat hidup Archaebacteria. Eubacteria ada yang bersifat aerob dan anaerob, mempunyai dinding sel yang tersusun dari peptidoglikan, mempunyai pigmen fotosintetik berupa bakterioklorofil, dan mampu menghasilkan ATP secara lebih efisien karena sistem transpor elektronnya lebih berkembang.
Sel prokariotik merupakan sel yang memiliki struktur yang lebih sederhana dibandingkan dengan sel eukariotik. Oleh karena itu para ahli menduga bahwa makhlk hidup yang pertama kali muncul merupakan prokariot.
b.   Asal-usul sel eukariot
Sampai dengan sekitar tahun 1970, diyakini bahwa sel eukariotik berevolusi daari sel prokariotik melalui suatu proses evolusi perlahan-lahan, yaitu organel pada sel prokariotik perlahanlahan berkembang menjadi lebih kompleks. Konsep ini berubah setelah penemuan Lynn Margulis dari Universitas Boston. Margulis membuktikan teori yang sebelumnya diabaikan, yaitu organel-organel tertentu pada sel eukariotik, terutama mitokondria dan kloroplas berasal dari sel prokariotik yang berukuran kecil. Sel prokariotik tersebut menempati sitoplasma sel inang yang berukuran besar sehinga terbentuk sel eukariotik. Hipotesis ini disebut sebagai teori endosimbiotik. Teori endosimbiotik bermakna bahwa sel tunggal yang kompleks berevolusi dari dua atau lebih sel yang lebih sederhana, yang hidup simbiotik dengan sel inangnya.
Nenek moyang sel eukariotik yang pertama diduga merupakan bakteri heterotrofik anaerob. Disebut sebagai bakteri anaerob karena enegi bakteri ini berasal dari perombakan makanan tanpa menggunakan oksigen. Disebut sebagai bakteri heterotrof karena bakteri ini tdak dapat mensintesis makanannya (seperti CO2 dan air), memerlukan senyawa kompleks dari lingkungannya.
Sesuai dengan teori endosimbiotik, ada organisme prokariot yang relatif besar, bersifat anaerob dan heterotrof, yang menelan organisme prokariot yang berukuran lebih kecil dan bersifat aerob. Prokariot yang berukuran kecil itu diduga merupakan bakteri fotosintetik ungu. Namun karena tidak dapat dicerna oleh sitoplasma prokariotik yang lebih besar, sel prokariot yang lebih kecil tersebut tinggal menetap dan membentuk endosimbion di dalam tubuh sel inangna. Saat sel inang bereproduksi, endosimbion juga bereproduksi. Setelah beberapa generasi, endosimbion kehilangan sifat-sifat yang tidak dibutuhkannya lagi dan berevolusi menjadi organel mitokondria yang kita kenal sekarang ini.
Diduga juga bawa bergabungnya endosimbion lain, terutama Cyanobacteria, menyebabkan organisme eukariot heterotrof yang ada pada masa awal berubah menjadi organisme heterotrof fotosintetik sekarang, yaitu alga dan tumbuhan hijau. Penggabungan kloroplas merupakan tahap terakir dalam proses endosimbiotik  karena semua mikroorganisme eukariot mempunyai mitokondria, namun hanya alga dan tanaman yang mempunyai kloroplas.

2.4.   Evolusi Tumbuhan dan Hewan
a.    Evolusi pada tumbuhan.
Evolusi tidak hanya terjadi pada hewan, tetapi juga pada tumbuhan. Evolusi tumbuhan ditandai dengan adanya perubahan yang perlahan sebagai bentuk adaptasi diri terhadap lingkungan. Evolusi tumbuhan yang utama adalah adanya perubahan tumbuhan yang berasal dari kelompok alga hijau atau dinamakan klorofita menjadi tumbuhan  berbiji atau tumbuhan berpembuluh. Itulah yang menyebabkan klorofita ini dikatakan sebagai nenek moyang dari semua jenis tumbuhan yang hidup di darat.
Tumbuhan berpembuluh adalah hasil evolusi beberapa jenis tumbuhan klorofita. Evolusi tumbuhan pada tumbuhan berkambium ini terjadi sebagai bentuk pertahanan yang dilakukan tumbuhan terhadap kekeringan yang terjadi. Kutikula atau lilin pada tumbuhan yang semula digunakan untuk menghindari kekeringan, berevolusi menjadi jaringan jalur pipa yang sangat kecil sekali atau dikenal dengan istilah pembuluh.
Evolusi tumbuhan berpembuluh ini terjadi sekitar 400 juta tahun silam. Dengan evolusi tumbuhan ini, mereka menjadi tumbuhan yang memiliki kemampuan untuk melakukan pemindahan air ke bagian-bagian tumbuhan yang membutuhkan. Salah satu tumbuhan hasil evolusi ini adalah Cooksonia yang merupakan tumbuhan pertama hasil evolusi tumbuhan menjadi tumbuhan berpembuluh.Tumbuhan ini memiliki cirri batang yang tegak lurus dan memiliki cabang. Tingginya dapat mencapai 5 cm. saat itu, tumbuhan ini merupakan tumbuhan raksasa yang pernah ada. Dengan evolusi ini, tumbuhan pun tidak hanya dapat hidup pada daerah yang lembap, tetapi juga pada tempat yang kering. Caranya yaitu dengan menelusuri kelembapan yang terdapat jauh di bawah permukaan tanah melalui akar yang dimilikinya.
Tumbuhan berbiji, dari golongan coksonia serta kerabatnya melakukan reproduksi dengan cara melepaskan spora. Ini terjadi cukup lama. Bahkan, sampai dengan saat ini. Namun, tidak begitu halnya pada tumbuhan yang berbiji, biji merupakan struktur reproduktif yang didalamnya terdapat embrio dan bahan makanan cadangan.
Keistimewaan tumbuhan berbiji ini adalah kekuatannya. Biji dapat bertahan dalam kondisi yang sulit sekalipun dan dalam rentang waktu yang lama. Keragaman tumbuhan berbiji adalah hasil dari evolusi tumbuhan kelompok conifer. Evolusi tumbuhan berbiji ini dimulai sejak sekitar 125 juta tahun silam. Ini ditandai dengan munculnya tumbuhan yang berbunga.Evolusi terjadi Karena adanya hubungan yang rumit antara tumbuhan tersebut dengan hewan. Hubungan ini membantu penyerbukan serbuk sari dan biji yang mereka miliki. Pada akhirnya, tumbuhan ini berevolusi menjadi menjadi bentuk yang dominan dari kehidupan tumbuhan yang ada di dunia.
b.   Evolusi Pada Hewan
Evolusi kuda menjelaskan nenek moyang filogeni dari kuda modern, yang pada mulanya berasal dari Hyracotherium yang seukuran anjing dan tinggal di hutan, yang berevolusi seiring skala waktu geologi. Palezoolog telah dapat mengumpulkan gambaran lengkap mengenai garis keturunan evolusi kuda modern, lebih lengkap daripada hewan-hewan lainnya.
Kuda termasuk ke dalam ordo yang dikenal sebagai Perissodactyla, atau hewan berkuku ganjil, yang semua anggotanya memiliki kaki berkuku serta jumlah jari yang ganjil pada tiap kakinya, selain juga bibir atas yang mudah bergerak dan struktur gigi yang serupa. Ini artinya kuda memiliki leluhur yang sama dengan tapir dan badak. Perissodactyla pada awalnya mulai muncul pada masa Paleocene akhir, kurang dari 10 juta tahun setelah peristiwa kepunahan Kapur-Tersier. Kelompok hewan ini nampak pada awalnya hanya hidup di hutan hujan, namun untuk tapir dan, sampai batas tertentu, badak, tetap ada yang hanya hidup di hutan tropis, sementara kuda modern beradaptasi untuk hidup di tanah yang lebih kering di kodisi iklim yang lebih keras di stepa. Spesies Equus lainnya beradatasi pada beragam kondisi menengah.
Moyang awal kuda modern berjalan dengan jari kaki yang melebar keluar, yang memudahkan mereka untuk berjalan di atas hamparan tanah yang lembut dan lembap di hutan purba.Ketika spesies rumput mulai muncul dan berkembang, para equid mulai berganti makanan dari dedaunan menjadi rerumputan, yang berujung pada gigi yang lebih kuat dan lebih awet. Pada saat yang sama, seiring mulai munculnya stepas, para pendahulu kuda pun perlu memiliki kecepatan yang yang lebih tinggi untuk melarikan diri dari pemangsa. Ini diperoleh melalui pemanjangan anggota gerak dan terangkatnya beberapa jari dari tanah dalam suatu cara yang mengakibatkan berat tubuh secara perlahan dipindahkan kepada jari terkuat, yaitu jari ketiga.
2.5.   Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Evolusi
a.    Faktor perubahan
Mutasi gen maupun mutasi kromosom menghasilkan bahan mentah untuk evolusi. Tetapi Darwin sendiri sebenarnya tidak mengenal mutasi ini, sementara mutasi merupakan peristiwa yang sangat penting yang mendukung keabsahan teori Darwin
Rekombinasi perubahan yang dikenal Darwin. Rekombinasi dari hasil-hasil mutasi memperlengkap bahan mentah untuk evolusi.
b.    Faktor pengarah :
Dalam setiap species terdapat banyak penyimpangan yang menurun, karenanya dalam satu species tidak ada dua individu yang tepat sama dalam susunan genetiknya (pada saudara kembar misalnya, susunan genetiknya tetap tidak sama). Pada umumnya proses reproduksi menghasilkan jumlah individu dalam tiap generasi lebih banyak daripada jumlah individu pada generasi sebelumnya.
Text Box: 16Penambahan individu dalam tiap species ternyata dikendalikan hingga jumlah suatu populasi species dalam waktu yang cukup lama tidak bertambah secara drastis.
Ada persaingan antara individu-individu dalam species untuk mendapatkan kebutuhan hidupnya dari lingkungannya. Persaingan intra species ini terjadi antara individu-individu yang berbeda sifat genetiknya. Individu yang mempunyai sifat paling sesuai dengan lingkungannya akan memiliki viabilitas yang tinggi. Di samping viabilitas juga fertilitas yang tinggi merupakan faktor yang penting dalam seleksi alam.Mekanisme evolusi terjadi karena adanya variasi genetik dan seleksi alam.
Variasi genetik muncul akibat : mutasi dan rekombinasi gen-gen dalam keturunan baru.
c.    Frekuensi Gen
Pada proses evolusi terjadi perubahan frekuensi gen. Bila perbandingan antara genotip-genotip dalam satu populasi tidak berubah dari satu generasi ke generasi, maka frekuensi gen dalam populasi tersebut dalam keadaan seimbang. Frekuensi gen seimbang bila :
1. Tidak ada mutasi atau mutasi berjalan seimbang (jika gen A bermutasi menjadi gen a, maka harus ada gen a yang menjadi gen A dalam jumlah yang sama).
2. Tidak ada seleksi
3. Tidak ada migrasi
4. Perkawinan acak

5.
Populasi besar

Hukum Hardy-Weinberg dirumuskan sebagai berikut
=   + 2pq + q2
Sebagai contoh alel gen A dan a, maka menurut persamaan diatas :
= Frekuensi Individu Homozigot AA
 2pq = Frekuensi Individu Heterozigot Aa, dan
 = Frekuensi Individu Homozigot aa
Text Box: 17Beberapa faktor yang menyebabkan perubahan keseimbangan hukum Hardy-weinberg dalam populasi yaitu adanya:
a.    Hanyutan genetik (genetic drift),
b.    Arus gen (gene flow),
c.    Mutasi,
d.   Perkawinan tidak acak, dan
e.    Seleksi alam.  Masing-masing penyebab perubahan kesetimbangan hukum Hardy-Weinberg atau perubahan frekuensi genetik populasi merupakan kondisi kebalikan yang dibutuhkan untuk mencapai kesetimbangan Hardy-weinberg.
Hukum ini menyatakan bahwa dalam suatu kondisi tertentu yang stabil, frekuensi gen dan frekuensi genotif akan tetap konstan dari satu generasi ke generasi dalam suatu populasi yang berbiak seksual, bila syarat berikut dipenuhi:
a.    Genotif yang ada memiliki viabilitas (kemampuan hidup) dan fertilitas (kesuburan) yang sama
b.    Perkawinan yang terjadi berlangsung secara acak, artinya pemilihan alel tidak dilakukan secara sengaja.
c.    Tidak ada mutasi gen atau jika terjadi mutasi harus setimbang ( Aa) setimbang dengan ( aA). Mutasi yang tidak setimbang akan mengubah frekuensi gen dalam populasi.
d.   Tidak terjadi migrasi
e.    Tidak terjadi seleksi alam. Jika terjadi seleksi alam maka individu denagn fenotipe tertentu kan lebih bertahan hidup daripada individu dengan fenotip lain.
Terbentuknya spesies baru dapat terjadi karena :
1.  Isolasi waktu
Text Box: 18Misalnya adalah kuda. Kuda jaman eosen yaitu Eohippus - Mesohippus - Meryhippus - Pliohippus - Equus. Dari jaman eosin hingga sekarang seorang ahli palaentolog menduga telah terjadi 150 ribu kali mutasi yang menguntungkan untuk setiap gen kuda. Dengan dmikian terdapat cukup banyak perbedaan antara nenek moyang kuda dengan kuda yang kita kenal sekarang. Oleh sebab itu kuda-kuda tersebut dinyatakan berbeda species
1.    Isolasi geografis
Burung Fringilidae yang mungkin terbawa badai dari pantai Equador ke kepulauan Galapagos. Karena pulas-pulau itu cukup jauh jaraknya maka perkawinan populasi satu pulau dengan pulau lainnya sangat jarang terjadi. Akibat penumpukan mutasi yang berbeda selama ratusan tahun menyebabkan kumpulan gen yang jauh berbeda pada tiap-tiap pulaunya. Dengan demikian populasi burung di tiap-tiap pulau di kepulauan Galapagos menjadi spesies yang terpisah.
2.    Domestikasi
Hewan ternak yang dijinakkan dari hewan liar dan tanaman budi daya dari tumbuhan liar adalah contoh domestikasi. Domestikasi memindahkan makhluk-makhluk tersebut dari habitat aslinya ke dalam lingkungan yang diciptakan manusia. Hal ini mengakibatkan muncul jenis hewan dan tumbuhan yang memiliki sifat menyimpang dari sifat aslinya.
4.  Mutasi kromosom adalah peristiwa terjadinya species baru secara cepat.
5.  Isolasi Reproduksi
Tanda dua populasi berbeda species bila mereka tidak dapat berhybridisasi disebut juga bila mereka mengalami Isolasi reproduksi.
Isolasi reproduksi terjadi karena :
Text Box: 191. Isolasi ekologi : isolasi karena menempati habitat yang berbeda.
2. Isolasi musim : akibat berbeda waktu pematangan gamet
3. Isolasi tingkah laku : akibat berbeda tingkah laku dalam hal perkawinan.
4. Isolasi mekanik : karena bentuk morfologi alam kelamin yang berbeda.
5. Isolasi gamet : karena gamet jantan tidak memiliki viabilitas dalam alat
         reproduksi betina.
6. Terbentuknya basta mandul
7. Terbentuk bastar mati bujang
2.6. Petunjuk Evolusi
1.    Anatomi Perbandingan
Dari studi anatomi perbandingan dapat diketabui bahwa alat-alat fungsional pada berbagai binatang dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
a.       Homologi
Alat tubuh yang mempunyai bentuk yang berbeda dan fungsinya berbeda namun kalau    diteliti mempunyai bentuk dasar sama.
b.      Analogi
Alat-alat tubuh yang mempunyai bentuk dasar yang berbeda namun karena perkembangan evolusi yang konvergen alat-alat tersebut mempunyai fungsi yang sama.
2.    Embriolog Perbandingan
Text Box: 20Embrio hewan bersel banyak mengalarni kesamaan perkembangan embrio, berawal dari zygot Þ blastula Þ gastrula, kemudian mengalami diferensiasi sehingga terbentuk bermacam-macam alat tubuh.
Ernest Haeckel, mengatakan tentang adanya peristiwa ulangan ontogeni yang serupa dengan peristiwa filogeninya, dia sebut teori rekapitulasi.
Contoh: adanya rekapitulasi adalah perkembangan terjadinya jantung pada mamalia yang dimulai dengan perkembangan yang menyerupai ikan, selanjutnya menyerupai embrio amfibi, selanjutnya menyerupai perkembangan embrio reptil.
3.    Perbandingan Fisiologi
Telah diketahui ada kemiripan dalam faal antara pelbagai makhluk mulai dari mikroorganisme sampai manusia, misalnya :
1)   Kemiripan dalam kegiatan pernafasan.
2)   Pembentukan ATP dan penggunaannya dalam pelbagai proses kehidupan adalah serupa pada hampir semua organisme.
4.    Petunjuk-petunjuk Secara Biokimia
Digunakan uji presipitin yang pada dasarnya adanya reaksi antara antigen-antibodi. Banyaknya endapan yang terjadi sebagai akibat reaksi tersebut digunakan untuk menentukan jauh-dekatnya hubungan antara organisme yang satu dengan yang lainnya.
5.    Petunjuk-petunjuk Peristiwa Domestikasi
Text Box: 21Menguhah tanaman dan hewan liar menjadi tanaman dan hewan yang dapat dikuasai dan bermanfaat sesuai dengan keinginan manusia adalah akibat dari peristiwa domestikasi.
Contoh: penyilangan burung-burung merpati, sehingga dijumpai adanya 150 variasi burung, yang di antaranya begitu berbeda hingga dapat dianggap sebagai spesies berbeda.
6.    Petunjuk-petunjuk dari alat tubuh yang tersisa
Alat-alat yang tersisa dianggap sebagai bukti adanya proses evolusi, alat-alat ini sudah tidak berguna namun ternyata masih dijumpai.
Contoh : Pada manusia :
Selaput mata pada sudut mata sebelah dalam
Tulang ekor
Gigi taring yang runcing
7.    Petunjuk-petunjuk Paleontologi
Telah diketabui bahwa fosil dapat digunakan sebagai petunjuk adanya evolusi.
Contoh : Urutan fosil kuda: dari Eohippus (kuda zaman Eosin) Þ Mesohippus Þ Merychippus Þ Pliohippus Þ Equas (kuda zaman sekarang).
2.7.   Pandangan baru tentang evolusi
Text Box: 22Gagasan  evolusi darwindalam bukunya “on the origin of specialis by means of natural selection” dan “Perservation of Favoured Races In Struggle For Life” menyatakan bahwa organisme yang sesuai dengan lingkungannya dapat bertahan hidup, sedangkan yang lainnya akan kalah dan musnah. Alam adalah arena perjuangan dan kompetisi yang mulai diterapkan pada manusia. Sedangkan pada tumbuhan maupun hewan, seleksi alam hanya berlaku pada tumbuhan dan hewan yang cacat. Oragnisme yang kalah hanya sebagian kecil, sementara yang lolos masih tetap banyak dan dapat mempertahankan diri hingga saat ini.
Sejak dikemukakan pertama kali oleh Charles Darwin, teori evolusi telah mendapat tentangan dari berbagai pihak. Pihak yang tidak setuju dengan pendapat Darwin mengemukakan bahwa makhluk hidup tercipta dengan pendapat Darwinmengemukakan bahwa makhluk hidup tercipta dengan bentuk yang ada seperti saat ini. Ini disebut Teori Penciptaandan berkembang menjadi teori-teori yang pada intinya mendukung teori penciptaan (creationism). Salah satu teori penciptaan adalah teori Intelegient Design. Menurut teori ini, semua makhluk hidup dan alam semesta diciptakan oleh Tuhan secara terencsns dan bukannya dengan ketidaksengajaan. Dewasa ini, terdapat kecenderungan berkembangnya teori creationism dengan adanya fakta dari ha-hal berikut ini
1.    Penemuan Model DNA oleh Waston dan Crick
Penemuan model gen (1953) yang terkenal dengan nama double helix (tangga tali berpilin ganda) oleh Waston dan Crick, membawa mereka mendapatkan hadiah nobel pada tahun 1962. Molekul DNA yang terdapat dalam sel hidup, mempunyai kerumitan dan keteraturan. DNA mengandung basa-basa yang berurutan yang terdiri dari adenine, timin, guanine, dan sitosin. Keteraturan dan kerumitanmolekul DNA dalam menentukan urutan basa tidak akan muncul secara kebetulan. Kalupun ada kerusakan atau perubahan yang berupa mutasi, biasanya individu yang mengalami mutasi menjadi cact ataupun steril, sehingga tidak mungkin menurunkan keturunan. Denagn kata lain tidak mungkin suatu sel berubah menjadi makhluk hidup yang lebih kompleks dan seleksi alam bukanlah pendorong terjadinya evolusi.
2.    Hukum Penurunan Sifat Menurut Mendel
Text Box: 23Gregor Johann Mendel (1822-1884) mengemukakan bahwa penurunan sifat induk kepada keturunannya disebabkan oleh factor penentu yang diketahui sekarang sebagai gen. komposisi gen ditentukan separuh dari induk jantan  (Spermatozoa) dan separuh dari induk betina (ovum). Penurunan sifat dari induk keturunan berjalan secara terus-menerus dan teratur. Pembentukan sel kelamin terjadi melalui peristiwa meiosis yang didahului oleh replikasi molekul DNA pada waktu interfase, dan dilanjutkan dengan terjadinya duplikasi kromosom pada profase 1. Dengan emekian materi genetic dari induk kepada keturunannya dijamin sama.
3.    Paleontologi
Berdasarkan studi tentang fosil yang ditemukan, tidak ada organisme masa kini yang berbeda dengan fosil nenek moyangnya. Contohnya fosil ikan hiu yang berumur 100 juta tahun yang lalu, sama dengan ikan hiu sekarang. Dengan demikian, ikan hiu tidak mengalami evolusi setelah diciptakan.  Penemuan fosil dari zaman kambria menunjukan bahwa fosil selalu muncul secara tiba-tiba dengan bagian tubuh lengkap, dan tidak dijumpai bentuk transisi. Dari studi paleontology, ada ledakan suatu makhluk hidup dan kepunahan makhluk hidup yang lain.
Dari penemuan fosil Archaeopteryx, burung reptile dimasa jura 130juta taun yang lalu ada anggapan bahwa fosil tersebut merupakan evolusi dari reptile keburung. Ciri Archaeopteryx ialah paruhnya bergigi dan memiliki cakar sayap yang merupakan karakter reptil.  Sedangkan sayap burung aerofildan tulang dada (sternum) yang dimilikinnya merupakan karaktr dari burung. Walaupun mempunyai karkter reptile dan burung, tidak mungkin reptile berevolusi menjadi burung, mengingat suhu tubuh reptile dan burung berbeda, dan juga cara geraknya berbeda. Ini berarti fosil Archaeopteryx bukan bentuk transisi.
2.8.   Teori Asal Usul Kehidupan
Text Box: 24Asal usuk kehidupan menurut pandangan ilmu pengetahuan beumsepenuhnya terkuak, ada hal-hal yang masih misteri. Sama halnya dengan asal usul terbentukya bumu dan planet-planet lain ada dua teori yang terkenal, yaitu teori kabut asal (nebula) dan teori big-bang.
1.    Teori nebula
Teori ini menyatakan bahwa beberapa miliar tahun yang lalu, bintang-bintang diangkasa yang tidak stabil meledak. Debu dan gas hasil ledakan ini membentuk kabut. Kemudian, kabut asal memadat lalu meledak, menghasilkan bintang-bintang baru dan planet-planet, termasuk
2.    Teori big-bang
Teori ini menyatakan bahwa materi di angkasa menyatu dan memadat membentuk benda kecil yang kemudian meledak.  Ledakan ini menghasilkan bintang-bintang dan planet, termasuk bumi.
Dalam biologi, dikenal tiga teori asal-usul kehidupan, yaitu teori abiogenesis, biogenesis, dan evolusi kimia.

1.    Teori Abiogenesis (Generatio spontanea)
Aristoteles (384-322 sm), seorang ahli filsafat dan ilmu pengetahuan Yunani kuno lebih dari 200 tahun yang lalu, mengemukakan konsep bahwa kehidupan berasal dari benda mati. Teori ini dikenal dengan nama generatio spontaneaatau teori abiogenesis. dari hasil penelitian Aristoteles tentang hewan-hewan yang hidup di air, ternyata ikan-ikan tertentu melakukan perkawinan, kemudian bertelur. Dari telur-telur tersebut lahir ikan-ikan yang sama dengan induknya. Akan tetapi, ia juga percaya bahwa ikan-ikan tertentu terbentuk dari lumpur. Contoh orang yang percaya teori abiogenesis adalah Needham, seorang ilmuwan inggris. Needham (1700) melakukan penelitian dengan merebus kaldu dalam wadah selama beberapa menit lalu memasukkannya dalam botol dan di tutup dengan gabus. Setelah beberapa hari ternyata tumbuh bakteri dalam kaldu tersebut. Oleh karena itu, Needham menyatakan bahwa berasal dari kaldu. Namun, teori Needham ini dipatahkan oleh L.Spallanzani.
Text Box: 25Pada abab ke-17, Antony Van Leeuwenhoek berhasil membuat mikroskop. Dengan menggunakan mikroskop ia menemukan adanya benda-benda yang sangat kecil dalam setetes air rendaman jerami. Penemuan Leeuwenhoek ini merangsang kembali para peneliti lainnya untuk membuktikan kebenaran dari teori generatio spontanea, bahwa makhluk hidup berasal dari benda-benda mati.
2.    Teori biogenensis
Eksperimen terkenal  yang menentang teori abiogenesis dilakukan antara lain oleo Redih Francesco Redi (Italia), Lazzaro Spalanzani(Italia), dan Louis Pasteur (Perancis).
a.     Percobaan Francesco Redi
Francesco Redi (1626-1698), seorang fisikawan Italia, adalah orang-orang pertama yang melakukan penelitian untuk membantah teori generatio spontanea. Dia melakukan serangkaian penelitian menggunakan daging segar. Redi memperhatikan bahwa ulat akan menjadi lalat dan lalat selalu terdapat tidak jauh dari sisa-sisa daging. Pada penelitiannya, Redi menggunakan keratan daging segar yang diletakkan dalam 3 wadah (tabung).
Dari percobaan tersebut, Redi membuktikan bahwa balatung tidak terbentuk dari daging yang membusuk, melainkan berasal dari telur-telur lalat yang ditinggalkan ketika lalat-lalat mengerumuni daging membusuk dan permukaan kain kasa.
Percobaan Redi membuktikan makhluk hidup tidak begitu saja terbentuk dari benda-benda mati, tetapi semua makhluk hidup terbentuk oleh makhluk hidup juga. Hipotesis yang menyatakan makhluk hidup yang berasal dari sesuatu yang hidup disebut teori biogenesis.
b.    Percobaan Spalanzani
Pada tahun 1765, seorang biologiwan Italiayang bernama Lazzaro Spalanzani, melakukan percobaan yang berlawanan dengan teori Needham, Spalanzani menyatakan bahwa Needham tidak merebus tabung cukup lama sampai semua organisme terbunuh dan Needham juga tidak menutup leher tabung dengan rapat sekali sehingga masih ada organisme yang masuk  dan tumbuh.
Text Box: 26Dari percobaan yang dilakukannya, Spalanzani menyimpulkan bahwa, timbulnya suatu kehidupan hanya mungkin jika telah ada suatu bentuk kehidupan sebelumnya. Mikroorganisme yang terdapat dalam kaldu percobaan timbul karena adanya mikroorganisme yang telah lebih dulu tersebar di udara.
c.       Percobaan Louis Pasteur
Seorang biologiwan bernama Louis Pasteur pada tahun 1864 melakukan percobaan menggunakan tabung berleher angsa. Pasteur sendiri meyakini bahwa sebuah sebuah sel pasti berasal dari sel lainnya. Dalam percobaan menggunakan tabung berleher angsa, Pasteur merebus kaldu hingga mendidih, kemudian mendiamkannya. Pada prinsipnya, udara mampu masuk kedalam tabung, namun partikel debu akan menempel pada lengkungan leher tabung tabung. Setelah beberapa lama, ternyata tidak ada bakteri yang tumbuh. Namun, setelah Pasteur memiringkan tabung leher angsa tersebut, air kaldu di dalam tabung kemudian ditumbuhi oleh mikroba. Hal ini membuktikan  bahwa kehidupan juga berasal dari kehidupan sebelumnya.
Setelah ditumbangkannya teori abiogenesis atau generatio spontanea oleh Louis Pasteur, maka berkembanglah teori biogenesis dengan pernyataannya yang terkenal “omne vivo ex ovo, omne ovum ex vivo”, yang artinya, kehidupan berasal dari “kehidupan sebelumnya”.
3.    Teori Evolusi Kimia (Teori Biologi Modern)
Para ahli geologi beranggapan bahwa pada mulanya keadaan suhu di bumi ini sangat tinggi. Akan tetapi, pada suatu saat bumi mengalami pendinginan. Pada proses pemanasan dan pendinginan tersebut, banyak terbentuk bahan-bahan kimia. Bahan-bahan yang berat akan masuk ke dalam permukaan bumi karena adanya gaya gravitasi bumi, sedangkan bahan-bahan yang ringan akan berada di bagian luar bumi yang disebut atmosfer.
Susunan isi atmosfer pada masa lalu itu amat berbeda dengan susunan isi atmosfer sekarang. Pada atmosfer purba tidak terdapat unsur oksigen, karena pada suhu yang amat  tinggi oksigen mudah bersenyawa dengan unsur-unsur lain.

Teori evolusi kimia dikemukakan oleh beberapa ahli berikut ini.
a.    A.L. Oparin (Rusia)
Text Box: 27Ahli biokimia berkebangsaan Rusia A.L. Oparin (1894), adalah orang pertama yang mengemukakan bahwa evolusi zat zat kimia telah menjadi sebelum kehidupan ini ada. Dalam bukunya “The Original of Life” dia mengemukakan bahwa asal mula kehidupan terjadi bersamaan dengan evolusi terbentuknya bumi dan atmosfernya. Atmosfer bumi mula-mula memiliki air, CO2, metana, dan amonia, namun tidak memiliki oksigen. Dengan adanya panas dari berbagai sumber energi, zat-zat tersebut mengalami serangkaian perubahan menjadi berbagai  molekul organik sederhana. Senyawa-senyawa ini membentuk semacam campuran yang kaya akan materi-materi dalam lautan yang masih panas, yang disebut primordial soup. Bahan campuran ini belum merupakan makhluk hidup, tetapi bertingkah laku mirip seperti sistem biologi. Primordian soup ini melakukan sintesis dan membentuk molekul organel kecil atau monomer, misalnya asam amino dan nukleotida.
Monomer-monomer lalu bergabung membentuk polimer, misalnya protein  dan nukleat.  Kemudian agregrasi ini membentuk molekul intesan yang disebut protabion. Protabion ini memiliki ciri kimia yang berbeda dengan lingkungannya.
Kondisi atmosfer masa kini tidak lagi memungkinkan untuk sintesis molekul organik secara spontan, karena oksigen atmosfer akan memecahkan ikatan kimia dan mengektrasikan elektron.
Polimerisasi tau penggabungan monomer ini dapat dibuktikan oleh Sydney For. Beliau melakukan percobaan dengan memanaskan larutan kental monomer organik yang mengandung asam amino paa suhu leburnya. Saat air menguap terbentuk lapisan monomer yang berpolimerisasi. Polimer ini oleh Sydney for disebut proteirloid. Selanjutnya dalam penelitiannya di laboratorium, proteirloid di campur dengan air dingin dsn sksn membentuk gabungan proteirloid yang menyusun tetesan kecil yang disebut mikrosfer. Mikrosfer diselubungi oleh membran selektif permeabel.
b.    Harold Urey
Harold urey pada tahun 1893 mengemukakan teori yang didasari oleh pemikiran bahwa bahan organik merupakan bahan dasar organisme hidup, yang pada mulanya dibentuk sebagai reasksi gas yang ada di alam dengan bantuan energi.
Text Box: 28Menurut teori Urey, konsep tersebut dapat dijabarkan atas 4 fase berikut ini.
Fase 1. Tersedianya molekul metana, amonia, hidrogen, dan uap air yang sangat    banyak di atmosfer.
Fase 2. Energi yang timbul dari aliran listrik, halilintar, dan radiasi sinar kosmis merupakan energi pengikat dalam reaksi molekul metana, amonia, hidrogen, dan uap air.
Fase 3. Terbentuknya zat hidup yang paling sederhana.
Fase 4. Zat hidup yang terbentuk berkembang dalam waktu jutaan tahun menjadi sejenis organisme yang lebih kompleks.
c.    Stanley Millerr
Pada tahun 1953, Stanley Miller berhasil membuktikan teori gurunya, Urey dalam laboratorium. Dengan sebuah alat.
Alat tersebut disimpan pada sebuah kondisi yang diperkirakan sama dengan kondisi pada waktu sebelum ada kehidupan. Kedalam alat tersebut dimasukkan bermacam-macam gas, seperti uap air yang dipanaskan, hidrogen, metana, dan amonia.
Selanjutnya pada alat tersebut diberikan aliran listrik 75.000 volt (sebagai pengganti kilatan halilintar yang selalu terjadi di alam pada waktu itu). Setelah seminggu, ternyata Miller mendapatkan zat organik yang berupa asam amino. Asam amino merupakan komponen kehidupan. Selain asam amino diperoleh juga asam hidroksi, HCN, dan urea. Pemikiran selanjutnya adalah bagaimana terbentuknya protein dari asam amino ini.
d.    Melvin Calvin
Melven calvindari Universitas California menunjukkan bahwa radiasi sinar dapat mengubah metana, amonia, hidrogen, dan air menjadi molekul-molekul gula dan asam amino, dan juga membentuk purin dan pirimidin, yang merupakan zat DNA, RNA, ATP, dan ADP.
Dari volusi kimia dapat kita simpulkan bahwa senyawa-senyawa anorganik yang ada di atmosfer mengalami perubahan sedikit demi sedikit membentuk senyawa oganik. Senyawa oganik itulah yang merupakan komponen dasar makhluk hidup.




Text Box: 29

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
·           Evolusi (evolverre = membuka gulungan) adalah proses perubahan struktur makhluk hidup dari bentuk yang sederhana menjadi bentuk yang lebih kompleks dan berlangsung dari generasi ke generasi dalam jangka waktu yang sangat lama.
·           Berbagai macam teori-teori evolusi muncul baik sebelum Darwin maupun pada masa Darwin
·           Sel-sel pun mengalami evolusi baik sel prokariotik maupun sel eukariotik. Tumbuhan dan hewan juga mengalami evolusi, dan terdapat berbagai macam faktor yang mempengaruhi seperti mutasi gen, rekombinasi gen, seleksi alam, dan lain lain.
·           Petunjuk-petunjuk evolusi dapat dilihat anatomi perbandingan tubuh dan juga embriolog perbandingan. Petujuk –petunjuk itu dapat dilihat secara biokimia ataupun dalam bentuk fosil.
·           Pandangan baru tentang evolusi seperti penemuan model DNA oleh Waston dan Crick, penurunan sifat menurut Mendel dan teori Paleontologi.
·           Teori Asal-usul kehidupan terdapat 2 teori yang terkenal yaitu teori nebula dan big bang. Dalam biologi terkenal teori asal-usul kehidupan yaitu teori abiogenesis, biogenesis dan evolusi kimia
3.2. Saran
Text Box: 30Dalam memahami sebuah evolusi kita tidak boleh percaya begitu saja terhadap teoriteori tentang adanya evolusi karena evolusi tersebut belum tentu kebenarannya karena dalam teori penciptaan pun tidak dijelaskan secara langsung bagaimana proses evolusi sendiri itu ada, jadi kita hanya sekedar mengetahuinya dan sebagai ilmu pelajaran untuk menambah wawasan.
DAFTAR PUSTAKA

http://biologimediacentre.com
http://teksbiologi.blogspot.com
http://zaifbio.wordpress.com
Maryati Sri, Pratiwi., dkk. Biologi untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Erlangga., 2007.
Pujiyanto, Sri. Menjelajah Dunia Biologi 3 untuk Kelas XII SMA dan MA. Solo: Planitum, 2010.